Fisiologi Haid
Pada wanita sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini disebut haid. Ada yang menyebutnya mensis, menstruasi, datang bulan, atau period.
Pada siklus haid, mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadinya ovulasi, keadaan ini dikontrol oleh hormon-hormon yang dapat dideteksi dalam air kemih.
Satu siklus haid dibagi ke dalam beberapa fase (stadia) :
Hormon-Hormon Siklus Haid
Ovulasi (Pengeluaran Sel Telur)
1. Melalui mengukur suhu panas badan
Berdsarkan gambaran umum tentang pelepasan sel telur dari indungnya, secara alami wanita memiliki tubuh sehat terjadi di pertengahan siklus haid secara sempurna. Namun, jika itu berlangsung selama 28 hari, maka sel telur akan mengalami ovulasi pada hari ke 14.
Dengan demikian, seorang wanita dapat menentukan waktu terjadinya ovulasi dengan megukur suhu panas tubuh setiap hari pada saat masa terjadinya ovulasi yang berkisar antara akhir pekan kedua dan awal pekan ketiga(dihitung dari awal haid). Suhu tubuh akan sedikit naik antara 0,5 – 1,0 derajat celcius, yang terjadi pada hari pelepasa sel telur. Hal itu karena pengaruh keluarnya hormon dari sel telur (LH) sebelum terjadi ovulasi dengan durasi 12 – 24 jam.
Maka para wanita haruslah melakukan pembukuan terhadap waktu siklus haidnya. Pembukuan itu dihitung sejak terjadinya haid pada bulan ini setelah masa haid berhenti sehari atau dua hari. Kemudian hendaknya dimulai pembukuan suhu panas tubuh dua kali setiap hari setelah bangun tidur pagi dan sore dengan mencantumkan hari & tanggalnya. Selama 2 pekan minimal 2 kali dalam sehari, yaitu dimulai pada hari ke 9 sampai hari ke 12. suhu panas tubuh normal adalah 37 derajat celcius, sekecil apapun perubahan suhu panasnya menunjukkan bahwa ovulasi tengah terjadi. Ketentuan ini didasarkan pada wanita yang (sedang) sehat.
2. Melalui perubahan sifat
ini disandarkan pada keadaan cairan leher rahim dari waktu ke waktu selama masa siklus haid.
Bahwa hormon yang dikeluarkan oleh sel-sel telur berubah menjadi lebih tebal, sedikit keruh dan sedikit melimpah pada periode awal siklus, seiring mendekati waktu ovulasi , hormon yang dikeluarkan menjadi kental, tipis, lebih melimpah, lembut hingga akhirnya menjadi lembek dan empuk. Dan pada saat ovulasi akan tampak putih. Untuk memeriksanya cukup memperhatikannya dengan menggunakan tisu tanpa melakukan pemeriksaan dalam.
Landasan metode ini bersandar pada pengetahuan bahwa estrogen menjadikan cairan di leher rahim lebih halus dan lebih jernih serta melimpah pada saat mendekati ovulasi. Cara alami ini untuk memudahkan sperma agar sampai pada ovulasi. Dan sebaliknya bila keadaan tebal dan keruh akan mempersulit sperma untuk menembus.
3. Melalui alat atau obat-obatan
Bahan dan alat ada, beredar dan dijual belikan di apotek , bahan itu memudahkan cara untuk mengetahui keluarnya hormon estrogen (setelah darah haid berhenti, akan meningkat seiring dengan bertambahnya hari siklus setelah darah haid berhenti) atau hormon yang di produksi oleh gelembung folikel (tubuh kuning) dan hormon yang keluar dengan bentuk yang besar dari saluran kelenjar pituitari di dasar otak menjelang ovulasi atau yang bekerja mengeluarkan sel telur dari indungnya menuju saluran tuba falopi.
Bahan-bahan ini berisi zat zat yang akan melawan hormon-hormon untuk mendeteksi kehamilan saat bekerja mengubah warna cairan.
Bahan-bahan ini akan memberikan isyarat pada waktu hormon ini keluar serta siap-siap menyambut ovulasi. Cairan ini masih sangat variatif seiring dengan perbedaan dari hari ke hari dala perjalanan sikuus yang dipengaruhi hormon estrogen. Bahan ini tidak boleh digunakan kecuali pada hari ketika mendekati pertengahan siklus haid.
Proses ovulasi dapat terjadi disaat memasuki periode 12- 30 jam yang dimulai sejak keluarnya hormon dari kelenjar pituitari di dasar otak. Namun, kadarnya variatif seiring perbedaan jumlah cairan yang keluar pada diri setiap wanita, demikian pula waktu keluarnya.
Pada siklus haid, mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadinya ovulasi, keadaan ini dikontrol oleh hormon-hormon yang dapat dideteksi dalam air kemih.
Satu siklus haid dibagi ke dalam beberapa fase (stadia) :
- Stadium menstruasi (deskuamasi) : 3-7 hari
- Stadium proliferasi : 7-9 hari
- Stadium sekresi : 11 hari
- Stadium premenstruasi : 3 hari
Hormon-Hormon Siklus Haid
- FSH (Follicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan,
- Estrogen dihasilkan oleh ovarium,
- LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh hipofise, dan
- Progesteron dikeluarkan oleh ovarium.
Pada fase sebelum ovulasi dikontrol oleh folicle stimulating hormone (FSH) dan estrogen. Kelenjar pituitari pada dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di ovarium (indung telur). Pematangan folikel ini akan meningkatkan produksi esterogen. Ketika esterogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar pituitari distimulasi untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) yang meningkat cepat yang kemudian akan menimbulkan ovulasi (pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan ovum) dalam 36 jam kemudian.
Saat ovulasi, endometrium menjadi lebih lembek seperti karet busa dan melakukan persiapan-persiapan supaya sel telur yang telah dibuahi dapat bersarang. Bila tidak ada sel telur yang bersarang, endometrium ini terkelupas dan terjadi perdarhan yang disebut haid. Siklus (daur) haid yang klasik adalah 28 ditambah atau dikuarangi 2 hari, sedangkan pola haid dan lamanya perdarahan haid bergantung pada tipe wanita, dan biasanya 2-8 hari.
Kenaikan kadar LH yang tinggi sesaat sebelum ovulasi dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui masa sebelum ovulasi terjadi. Kadar LH dapat dideteksi melalui darah dan urin. Kadar LH dalam darah dapat diperiksa melalui tes laboratorium, sedangkan kadar LH dalam urin dapat diperiksa melalui alat tes kesuburan berupa strip.
Fase setelah ovulasi dikontrol oleh progesteron. Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel tersebut akan berkembang menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Di bawah pengaruh progesteron terjadi perubahan-perubahan yang menunjukkan masa tidak subur seperti hilangnya lendir.
Ovulasi (Pengeluaran Sel Telur)
Kenapa ada hawa panas di liang kewanitaan dan sebenarnya juga, suhu tubuh meningkat. Itulah tanda proses waktu ovulasi seorang wanita yang biasanya ada kenaikan suhu tubuh sekitar 0,5 – 1 derajat celcius.
Proses pematangan sel telur atau keluarnya sel kelamin wanita dari ovarium menuju tuba fallopi sering terjadi pada pertengahan siklus haid mis. pada hari ke 14 jika wanita yang bersiklus menstruasi 28 hari dan ke 15 jika siklusnya 30 hari. Ketentuan ini berlaku bagi yang siklus haidnya teratur.
Pada proses ovulasi, sel telur pada masa itu dapat menerima pembuahan selama 24 samapai 48 jam dan disaat itulah waktu yang tepat untuk melakukan proses pembuahan.
Cara untuk mengetahui waktu ovulasi adalah sebagai berikut : 1. Melalui mengukur suhu panas badan
Berdsarkan gambaran umum tentang pelepasan sel telur dari indungnya, secara alami wanita memiliki tubuh sehat terjadi di pertengahan siklus haid secara sempurna. Namun, jika itu berlangsung selama 28 hari, maka sel telur akan mengalami ovulasi pada hari ke 14.
Dengan demikian, seorang wanita dapat menentukan waktu terjadinya ovulasi dengan megukur suhu panas tubuh setiap hari pada saat masa terjadinya ovulasi yang berkisar antara akhir pekan kedua dan awal pekan ketiga(dihitung dari awal haid). Suhu tubuh akan sedikit naik antara 0,5 – 1,0 derajat celcius, yang terjadi pada hari pelepasa sel telur. Hal itu karena pengaruh keluarnya hormon dari sel telur (LH) sebelum terjadi ovulasi dengan durasi 12 – 24 jam.
Maka para wanita haruslah melakukan pembukuan terhadap waktu siklus haidnya. Pembukuan itu dihitung sejak terjadinya haid pada bulan ini setelah masa haid berhenti sehari atau dua hari. Kemudian hendaknya dimulai pembukuan suhu panas tubuh dua kali setiap hari setelah bangun tidur pagi dan sore dengan mencantumkan hari & tanggalnya. Selama 2 pekan minimal 2 kali dalam sehari, yaitu dimulai pada hari ke 9 sampai hari ke 12. suhu panas tubuh normal adalah 37 derajat celcius, sekecil apapun perubahan suhu panasnya menunjukkan bahwa ovulasi tengah terjadi. Ketentuan ini didasarkan pada wanita yang (sedang) sehat.
2. Melalui perubahan sifat
ini disandarkan pada keadaan cairan leher rahim dari waktu ke waktu selama masa siklus haid.
Bahwa hormon yang dikeluarkan oleh sel-sel telur berubah menjadi lebih tebal, sedikit keruh dan sedikit melimpah pada periode awal siklus, seiring mendekati waktu ovulasi , hormon yang dikeluarkan menjadi kental, tipis, lebih melimpah, lembut hingga akhirnya menjadi lembek dan empuk. Dan pada saat ovulasi akan tampak putih. Untuk memeriksanya cukup memperhatikannya dengan menggunakan tisu tanpa melakukan pemeriksaan dalam.
Landasan metode ini bersandar pada pengetahuan bahwa estrogen menjadikan cairan di leher rahim lebih halus dan lebih jernih serta melimpah pada saat mendekati ovulasi. Cara alami ini untuk memudahkan sperma agar sampai pada ovulasi. Dan sebaliknya bila keadaan tebal dan keruh akan mempersulit sperma untuk menembus.
3. Melalui alat atau obat-obatan
Bahan dan alat ada, beredar dan dijual belikan di apotek , bahan itu memudahkan cara untuk mengetahui keluarnya hormon estrogen (setelah darah haid berhenti, akan meningkat seiring dengan bertambahnya hari siklus setelah darah haid berhenti) atau hormon yang di produksi oleh gelembung folikel (tubuh kuning) dan hormon yang keluar dengan bentuk yang besar dari saluran kelenjar pituitari di dasar otak menjelang ovulasi atau yang bekerja mengeluarkan sel telur dari indungnya menuju saluran tuba falopi.
Bahan-bahan ini berisi zat zat yang akan melawan hormon-hormon untuk mendeteksi kehamilan saat bekerja mengubah warna cairan.
Bahan-bahan ini akan memberikan isyarat pada waktu hormon ini keluar serta siap-siap menyambut ovulasi. Cairan ini masih sangat variatif seiring dengan perbedaan dari hari ke hari dala perjalanan sikuus yang dipengaruhi hormon estrogen. Bahan ini tidak boleh digunakan kecuali pada hari ketika mendekati pertengahan siklus haid.
Proses ovulasi dapat terjadi disaat memasuki periode 12- 30 jam yang dimulai sejak keluarnya hormon dari kelenjar pituitari di dasar otak. Namun, kadarnya variatif seiring perbedaan jumlah cairan yang keluar pada diri setiap wanita, demikian pula waktu keluarnya.
0 comments:
Posting Komentar